Memulai Bisnis Modal Kecil – True Story

cashflow

Saya pernah bercerita mengenai bagaimana sebaiknya pola pikir Anda ketika hendak memulai bisnis  sehingga tidak berujung seperti kisah suram yang pernah saya alami sendiri ketika memulai bisnis di artikel ini “Memulai Bisnis : Jualan Dulu atau Produksi Dulu?”. Kisah saya memulai usaha ini tidak berakhir di kegagalan usaha yang saya rintis tersebut, tapi berlanjut ke memulai bisnis modal kecil hasil berlipat, yakni bisnis ternak bebek yang saya rintis bersama teman saya.

Di bisnis ternak bebek ini, saya mendapati hasil yang (bagi saya) luar biasa. Bisnis ini saya mulai dengan modal 5 juta rupiah kala itu. Namun, secara luar biasa, mampu menghasilkan pendapatan bersih berkisar 3 juta rupiah per bulan. Penghasilan yang setara dengan lulusan S1 fresh graduate di perusahaan nasional ternama di Jakarta tahun itu. Amazing!

Mau tahu keseluruhan kisahnya? Yuk, saya ajak Anda bernostalgia dengan kisah saya ini sembari menikmati secangkir kopi.

Beberapa minggu setelah kegagalan bisnis mentimun yang saya rintis (baca kisah lengkapnya di artikel “Memulai Bisnis : Jualan Dulu atau Produksi Dulu?”), partner bisnis saya mendapat kabar bahwa pemilik salah satu rumah makan bebek terbesar di kota kami sedang mencari pasokan bebek tambahan bagi rumah makannya.

Kebetulan, partner bisnis saya adalah tetangga dari si pemilik rumah makan tersebut.

Setelah kami pikir-pikir, ini adalah kesempatan bagi kami untuk kembali merintis bisnis setelah kegagalan yang kami alami beberapa waktu sebelumnya. Maka, kamipun membulatkan tekad untuk bersedia menjadi pemasok bebek bagi rumah makan tadi.

Berbeda dengan bisnis mentimun, ketika mengawali bisnis supply bebek ini, justru kami sudah “disediakan” pasar pembeli yang memang membutuhkan pasokan secara rutin asalkan kriteria barang yang dipasok memenuhi standar rumah makan ini.

Namun, di sisi lain, kami justru kebingungan karena yang beli sudah ada, tapi pasokan barangnya belum kami miliki.

Setelah mencari informasi lewat beberapa kenalan kami, pilihan pun kami jatuhkan kepada keputusan untuk memulai beternak bebek dengan bantuan petani lokal yang dulu membantu kami di bisnis mentimun.

Bapak petani ini bersedia kembali bekerja sama dengan kami. Kebetulan dia kenal banyak teman-teman petani yang sering mengangon bebek di sawah. Jadi menurut analisis kami, bisnis ternak dan supply bebek ini cukup layak kami jalankan.

Di tahap awal, kami menyediakan modal sebesar 5 juta rupiah, sebagai modal untuk kandang, dan membeli bebek siap potong dari petani angon, serta sebagian untuk membeli DoD (Day old Duck) atau anakan bebek yang akan kami besarkan di kandang.

Setelah kami berhitung dan mampu memasok bebek dalam jumlah tertentu setiap minggunya, kamipun menghubungi kembali si pemilik rumah makan dan menyatakan kesanggupan kami sebagai pemasok bebek bagi rumah makannya. Dia pun setuju dan sejak saat itu kamipun menjadi pemasok rutin bagi rumah makannya.

Waktu berjalan, sembari terus rutin menjadi pemasok bagi rumah makan tadi, kamipun mencari pembeli-pembeli lain. Dan kami mendapat order rutin dari beberapa warung dan rumah makan lain yang hendak membeli bebek kami.

Permasalahan yang kemudian muncul adalah proses pembayaran, karena pemesanan rumah makan langganan kami bervariasi dari mulai 3 hari sekali bahkan 1 minggu sekali. Di sisi lain, kebutuhan pakan bebek di kandang dan pembelian bibit serta bebek yang siap potong harus dilakukan secara tunai.

Di sinilah kami benar-benar tegas soal pembayaran. Kami mengajukan syarat agar pembayaran dilakukan secara tunai untuk jumlah pembelian sedikit, dan bisa dibayar mundur paling lama 1 minggu jika pembelian dalam jumlah banyak.

Dengan cara ini, kami bisa terus memutar uang modal dan uang hasil keuntungan untuk kami jadikan modal ternak dan supplai bebek ini. Dan, seperti sudah saya sebutkan sebelumnya, hasil keuntungan bersih yang kami peroleh kala itu bisa mencapai sekitar 3 juta rupiah per bulan.

Luar biasa untuk ukuran bisnis yang baru 1 tahun berjalan waktu itu.

Bisnis sangat bergantung dari bagaimana kita mengatur cashflow atau aliran uang kas. Kadangkala keuntungan itu bukan yang utama dalam bisnis. Namun, cashflow lebih utama. Cashflow adalah darahnya bisnis. Tanpa cashflow atau aliran uang yang lancar, bisnis Anda bisa mati.

Rekomendasi artikel :   Ide Bisnis Tidak Lebih Penting Daripada Eksekusinya

Aliran uang kas ini pulalah kunci dari bisnis ternak bebek yang saya ceritakan tadi. Di cerita tadi, saya sudah sampaikan sedikit bagaimana kami mengatur pembayaran dan pengeluaran supaya dengan uang yang ada dan keuntungan yang ada, kami terus bisa menjalankan operasional usaha ternak dan supply kami.

Di artikel lain, saya akan coba jabarkan jenis bisnis berdasarkan cashflow-nya. Bisa cashflow harian, cashflow mingguan, cashflow bulanan, cashflow tahunan, bahkan cashflow tidak menentu berdasarkan proyekan. Masing-masing jenis bisnis ini memiliki keunikan cara mengatur aliran uang kasnya.

Namun, untuk Anda yang memiliki modal uang pas-pasan, saya sarankan Anda memulai bisnis modal kecil dengan jenis cashflow harian atau mingguan. Tujuannya adalah agar uang Anda yang minim tadi bisa Anda putar terus untuk operasional bisnis Anda.

Semoga cerita saya tadi bisa jadi bahan pertimbangan bagi Anda yang hendak memulai bisnis modal kecil.

Selamat berjuang! ^^

download ebook videobook gratis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *