Pahami Jenis Cashflow Bisnis Anda Supaya Tidak Bangkrut

jenis-cashflow

Bangkrut bisa diartikan kondisi di mana sebuah usaha tidak mampu lagi memenuhi kewajiban keuangannya dikarenakan ketiadaan uang kas untuk keperluan tersebut. Kondisi bangkrut bisa terjadi karena rugi berkepanjangan atau karena kesalahan pengelolaan cashflow (aliran kas) usaha. Maka, pahami jenis cashflow bisnis Anda supaya tidak bangkrut jika memang bisnis Anda masih menghasilkan profit.

Bangkrut karena rugi berkepanjangan tentu sangat jelas dan bisa dibayangkan seperti apa kondisinya. Rugi berkepanjangan tentu akan menggerus cadangan uang kas Anda, sehingga lama-kelamaan Anda tidak lagi memiliki cadangan kas untuk membayar segala jenis kewajiban operasional usaha Anda seperti membayar gaji karyawan, tagihan supplier, tagihan listrik & air, sewa tempat usaha, dan lain-lain.

Namun, bangkrut dikarenakan kesalahan pengelolaan cashflow itu yang seperti apa ya? Untuk memahaminya, ada baiknya saya ajak Anda memahami lewat cerita berikut ini :

Alkisah, ada dua orang sahabat bernama Tono dan Toni. Mereka berdua sudah sejak lama berniat untuk berwirausaha. Tibalah kesempatan ketika mereka akhirnya bisa memulai usaha. Masing-masing memilih jenis usaha yang berbeda seusai dengan minat dan kemampuannya. Tono memilih berjualan sayur dan aneka bumbu di pasar, sedangkan Toni memutuskan menjadi pemborong proyek pembangunan atau renovasi rumah skala kecil. Masing-masing mulai dengan modal dan kemampuannya masing-masing.

Modal yang Tono miliki dia gunakan untuk kulakan sayur mayur dan bumbu yang biasa dibeli untuk kebutuhan rumah tangga dan para pedagang makanan di sekitar daerah tersebut. Setiap hari dia memperoleh omset jualan yang dari situ bisa dia hitung modal kulakannya dan selisih keuntungannya. Dari modal kulakan, dia belikan kembali barang ke pasar induk untuk dijual kembali. Keuntungan yang dia miliki dia gunakan untuk memperbanyak jenis barang kulakan sekaligus tabungan untuk membuka lapak baru.

Berbeda dengan Tono, modal yang Toni miliki dia gunakan untuk menjalankan proyek renovasi atau pembangunan rumah. Sebagai kontraktor, Tono harus menggaji karyawan serta membayar material bangunan yang dia gunakan. Klien Toni, seringkali baru membayar Toni berdasarkan sekian persen hasil pekerjaan. Dengan cara seperti itu, Toni mampu mengerjakan satu atau dua proyek pembangunan atau renovasi rumah sekaligus.

Waktu berjalan, usaha Tono dan Toni semakin berkembang. Kini Tono sudah memiliki dua lapak dagangan, sementara Toni sudah mampu menangani tiga atau 4 proyek sekaligus. Tibalah masa ketika kondisi ekonomi mulai lesu. Kemampuan konsumsi masyarakat mulai berkurang. Lapak Tono yang dulunya ramai mulai surut pembeli. Klien proyek Toni yang biasanya lancar membayar dana pembangunan kini mulai sering terlambat membayar.

Karena jenis usaha berbeda, Tono senantiasa mendapat uang kas ketika ada pembelian, sehingga dia selalu bisa membeli barang kulakan setiap harinya. Namun, Toni, karena pembayarannya bersifat termin sesuai perjanjian, maka untuk menutupi operasional harian, dia harus menggunakan cadangan uang kas usahanya terlebih dahulu. Hingga tiba suatu saat ketika cadangan uang kas usahanya habis dan Toni tidak mampu lagi memenuhi kewajiban pembayaran operasional hariannya karena pembayaran dari klien masih saja tersendat. Mau tidak mau, proyek pun berhenti karena para pekerjanya pun tidak ada yang mau bekerja tanpa ada pembayaran.

Meskipun penjualan menurun karena pengaruh situasi ekonomi yang lesu. Lapak Tono masih bisa terus beroperasi karena uang kas yang Tono kelola selalu dia peroleh secara tunai setiap terjadi penjualan setiap harinya. Sedangkan, usaha Toni kini mangkrak karena ketiadaan uang kas yang macet di kliennya.

Demikian, sedikit kisah dua orang sahabat yang memiliki usaha yang berbeda jenis usaha. Usaha kedua sahabat ini bukan saja berbeda jenis garapan, tetapi juga berbeda jenis cashflow (aliran uang kas). Usaha Tono termasuk jenis cashflow harian sementara usaha Toni termasuk jenis usaha dengan cashflow proyekan yang tidak menentu kapan pembayarannya dan kapan dapat proyeknya.

Masing-masing cashflow memiliki kelemahan dan kekuatannya sendiri yang harus Anda pahami. Dengan demikian, Anda mampu mengatur segala persiapan yang perlu dilakukan agar usaha yang Anda miliki tidak sampai mengalami kehabisan uang kas yang berujung kebangkrutan.

Rekomendasi artikel :   3 Rahasia Bisnis Kuliner Yang Laris : Lokasi, Lokasi, dan Lokasi

Yuk, kita telaah jenis-jenis bisnis berdasarkan cashflow dan kelemahan serta kelebihannya. Setidak ada 5 Jenis Usaha Berdasarkan Cashflow, yaitu :

1. Cashflow Harian

Dalam usaha dengan cashflow harian, aliran uang kas terjadi setiap hari. Contoh usaha dengan cashflow harian adalah lapak sayur di pasar, warung makanan, pedagang keliling, dan lain-lain. Setiap kali terjadi pembelian, uang akan diterima, untuk kemudian menjadi modal untuk membeli barang keperluan kulakan keesokan harinya.

Keunggulan dari bisnis dengan cashflow harian adalah ketersediaan uang tunai setiap harinya yang diterima dari setiap pembelian. Sehingga dengan modal kecil sekalipun, usaha dengan jenis cashflow ini bisa dengan mudah dibuka. Bagi Anda yang belum memulai bisnis dan hanya memiliki modal uang sedikit, sangat disarankan untuk memilih jenis bisnis seperti ini.

Kelemahan bisnis dengan cashflow harian adalah barrier-to-entry ke jenis bisnis ini sangat mudah sehingga banyak memancing persaingan. Karena rendahnya modal yang diperlukan di awal merintis usaha jenis cashflow harian, tentu banyak orang yang tertarik ikut membuka usaha jenis ini apalagi jika bisnis yang Anda rintis sukses dan menghasilkan banyak keuntungan.

Kelemahan lainnya adalah, jenis bisnis ini biasanya rentan dengan persaingan harga dan margin keuntungan yang tipis. Sangat disarankan agar pemilik bisnis jenis ini mampu mengelola persaingan dan margin keuntungan yang ada agar tidak merugi.

Jika pandai mengelola, bisnis dengan cashflow harian bisa menghasilkan perputaran uang 2-3 kali dari modal.

2. Cashflow Bulanan

Ada beberapa contoh bisnis dengan jenis cashflow bulanan. Salah satu contohnya adalah bisnis supplier atau pemasok barang ke rumah makan atau hotel atau restoran. Biasanya, pembayaran kepada supplier oleh klien seringkali dilakukan dengan cara pembayaran mundur selama 1 bulan.

Keunggulan jenis bisnis dengan cashflow bulanan adalah adanya kecenderungan loyalitas dari klien, apalagi dengan sistem kontrak, biasanya kontinyuitas penjualan akan terjaga.

Kelemahan jenis bisnis ini adalah diperlukan modal yang lumayan kuat jika sudah melayani banyak klien. Apalagi jika pembayaran mundur disepakati semakin lama, tentu uang yang tertahan di klien semakin banyak.

3. Cashflow Semesteran

Contoh bisnis dengan jenis cashflow bulanan adalah bisnis kos-kosan, sekolah, dan lain-lain. Uang akan diterima setiap bulan, tapi membutuhkan modal yang sangat besar untuk jenis bisnis seperti ini.

4. Cashflow Tahunan

Bisnis rumah kontrakan adalah salah satu contoh jenis bisnis dengan cashflow tahunan. Tentu dibutuhkan modal yang sangat besar dan tidak semua orang mampu menjalankan bisnis jenis seperti ini.

5. Cashflow Proyekan

Bisnis dengan jenis ini sangat tidak menentu kapan uang tunai akan diperoleh karena akan sangat tergantung dari apakah ada proyek yang dijalankan dan seperti apa kesepakatan pembayaran yang akan dilakukan selama proses pengerjaan proyek tersebut. Contoh bisnis jenis ini adalah kontraktor bangunan.

Butuh modal yang cukup besar dan kemampuan mencari proyek yang baik agar roda perputaran keuangan usaha terus bisa berputar.

Lalu apa gunanya mengetahui jenis cashflow suatu usaha?

Nah, sudah paham jenis yang manakah bisnis Anda berdasarkan cashflow-nya? Jika sudah, siapkan apa-apa saja yang diperlukan agar ketika masa-masa sulit terjadi, bisnis Anda masih bisa berjalan karena tidak kekurangan uang kas.

Bagi Anda yang hendak memulai bisnis, silakan pertimbangkan jenis bisnis yang hendak Anda rintis termasuk dalam kriteria jenis cashflow yang seperti apa dan persiapkan segala sesuatunya untuk mengantisipasi kelebihan dan kekurangan dari sisi cashflow-nya.

Selamat berkarya! ^^

download ebook videobook gratis

3 comments on “Pahami Jenis Cashflow Bisnis Anda Supaya Tidak Bangkrut
  1. Pingback: Seluk Beluk Permodalan, Investasi, dan Kerjasama Partnership Dalam Bisnis - Celoteh Bisnis

  2. Pingback: 4 Langkah Memanfaatkan Turunnya Pajak UMKM Untuk Membuat Bisnis Anda Melejit - Celoteh Bisnis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *