5 Langkah Penting Dalam Melakukan Transformasi Organisasi Bisnis Dalam Menghadapi Era Disrupsi

transformasi-organisasi-bisnis

5 Langkah Penting Dalam Melakukan Transformasi Organisasi Bisnis Dalam Menghadapi Era Disrupsi

Era industri sekarang ini sangat lekat dengan istilah disrupsi yang seringkali ditandai dengan kompetisi yang tak kunjung henti yang diwarnai dengan segala ketidakpastian dan kompleksitasnya. Agar sebuah organisasi bisnis mampu bertahan, diperlukan upaya pembenahan yang terus-menerus serta optimasi proses bisnis yang senantiasa lebih baik dari waktu ke waktu. Perlu adanya pergeseran paradigma dan transformasi manajemen bisnis dalam menghadapi era disrupsi.

Namun, hal ini tidak lagi mencukupi di era kompetisi yang semakin ketat. Diperlukan tambahan inisiatif dari dalam perusahaan yang dinamakan intrapeneurship, yakni proses menciptakan ide-ide segar bisnis dari dalam diri organisasi.

Agar hal tersebut bisa dicapai, diperlukan pola pikir baru dalam mengorganisir bisnis yang selama ini cenderung konvensional dalam hal budaya manajerial perusahaan.

Jika bisnis yang Anda jalankan memang masih memerlukan tenaga kerja manusia dalam jumlah banyak, maka struktur organisasi tradisional masih cocok untuk Anda jalankan. Namun, jika bisnis Anda bisa tidak terlalu memerlukan tenaga kerja langsung dalam jumlah banyak, maka struktur organisasi yang lebih terbuka akan bisa membawa bisnis Anda lebih siap menghadapi revolusi industri ke-4.

Satu hal yang menjadi masalah ketika organisasi bisnis Anda semakin besar dan kompleks adalah bagaimana mengorganisir orang-orang berbakat di bisnis Anda.

Sebuah organisasi yang kompleks tidak bisa diatur dengan proses standard dan aturan-aturan yang banyak.

Sebaliknya, menurut Patty McCord, sebuah organisasi yang kompleks haruslah terbebas dari aturan-aturan yang serba mengekang dengan cara menghadirkan manajer-manajer berprestasi yang mampu mengatur organisasi dalam lingkungan dengan fleksibilitas yang tinggi.

“Over the years we learned that if we asked people to rely on logic and common sense instead of on formal policies, most of the time we would get better results, and at lower cost.” – Patty McCord

Saat ini, manajemen diartikan sebagai proses interaksi atau mengatur barang-barang atau orang. Namun, di era penuh disrupsi, mengontrol segala sesuatu tidak lagi masuk akal, dan mengontrol orang akan sangat kontraproduktif. Seperti yang dikatakan Steve Jobs :

“It doesn’t make sense to hire smart people and then tell them what to do; we hire smart people so they can tell us what to do.”

Bagi Anda yang sudah terbiasa dengan ilmu manajemen klasik, hal ini tentu akan sangat asing bagi Anda. Namun, dengan akselerasi teknologi yang tanpa henti ini, lambat laun paradigma klasik mengenai manajemen akan pudar perlahan-lahan dan diganti dengan paradigma baru mengenai manajemen dengan keterbukaan.

Era industri masa lalu identik dengan pembagian tugas spesifik bagi para tenaga kerja. Namun, di era serba digital yang memasuki Revolusi Industrik Ke-4 ini, hampir semua pekerjaan yang memerlukan pengawasan, dapat diserahkan kepada robot dan algoritma. Sementara itu, pekerjaan-pekerjaan yang tidak standard, yang bersifat kreatif, ataupun bersifat eksperimental, tidak serta-merta dapat diserahkan pengawasannya pada pihak manajemen.

Perubahan besar kedua yang membuat proses manajemen klasik tidak lagi berlaku adalah bahwa di era serba cepat sekarang ini, adaptasi terhadap lingkungan yang senantiasa berubah jauh lebih dapat diandalkan ketimbang bertindak berdasarkan rencana-rencana yang disusun secara detil. Mengapa?

Era disrupsi memunculkan ketidakpastian yang sangat tinggi dalam dunia kompetisi global. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa bisnis yang mengandalkan strategi yang kaku akan mudah terhempas oleh disrupsi para kompetitor yang tidak mudah diprediksi.

Jadilah disruptor jika tidak ingin didisrupsi!

Intinya, model manajemen klasik berbasis hierarki tidak lagi cocok dengan tantangan di era modern sekarang ini.

Jargon yang mengatakan bahwa direktur bertugas mengarahkan dan manajer mengatur karyawan sudah tidak bisa lagi memberikan dampak besar bagi tujuan bisnis era modern. Aktivitas semacam ini malah terasa membatasi inovasi dan menghambat kreativitas dalam rangka mencapai tujuan.

Saat ini bisnis membutuhkan tim yang mampu memiliki kesadaran kontekstual, cara pandang yang luas, pola pikir desain yang menyeluruh, serta acapkali membutuhkan pendekatan multidisiplin dalam setiap area pekerjaan.

Hal ini hanya mungkin dicapai jika tim yang Anda bangun adalah tim yang berbasis proyek yang sifatnya fleksibel, yakni tim di mana anggota tim saat ini bisa saja menjadi ketua tim di proyek selanjutnya.

Memimpin sebuah proyek bukan berarti membagi tugas dan mengawasi kinerja anggota tim, tapi artinya Anda memberdayakan anggota tim, mendefinisikan konteks proyek, serta menghadirkan hubungan yang alami antara pekerjaan sebuah tim terhadap komponen lainnya di bisnis Anda.

Hanya dengan cara demikianlah talenta-talenta terbaik perusahaan yang sudah Anda kumpulkan bisa menghadirkan potensi diri sepenuhnya untuk kemajuan bisnis Anda.

Lalu, bagaimana sebuah bisnis bisa beralih dari struktur manajemen hierarkial menjadi struktur manajemen bisnis yang terbuka dan fleksibel di era modern ini?

Jawabannya adalah dengan menerapkan perubahan atau transformasi organisasi bisnis.

Transformasi Organisasi Bisnis Di Tengah Era Disrupsi

perubahan paradigma transformasi organisasi bisnis

Perubahan Paradigma Transformasi Organisasi Bisnis – sumber : https://www.weforum.org/agenda/2017/12/is-management-era-over

 

Perubahan #1 : Dari Profit Menjadi Tujuan

Jika bisnis Anda selama ini menjadikan profit sebagai tujuan akhir, maka ubahlah tujuan bisnis Anda menjadi sebuah tujuan yang lebih mulia, dengan profit sebagai efek sampingnya.

Rekomendasi artikel :   Langkah Praktis Mengukur dan Meningkatkan Keterlibatan Karyawan Dalam Perusahaan

Bisnis seharusnya mampu memberikan nilai tambah yang baik kepada masyarakat (konsumen) dan nilai tambah inilah yang kemudian ditukarkan dengan sejumlah uang dalam proses jual beli sehingga tercipta keuntungan atau profit.

Dengan mengubah paradigma tujuan perusahaan dari profit ke tujuan, maka diharapkan bisnis Anda akan lebih berfokus pada konsumen. Bagaimana melayani konsumen dengan lebih baik, bagaimana menciptakan produk yang membawa nilai tambah kebaikan bagi konsumen.

Dengan mengubah fokus, bisnis Anda akan senantiasa memiliki visi jangka panjang untuk senantiasa berubah menjadi lebih baik. Harapannya, bisnis Anda akan mampu bertahan dari gempuran kompetisi yang ketat.

Perubahan #2 : Dari Hierarkial Menjadi Jejaring

Selama ini, bisnis pada umumnya dikelola dengan struktur organisasi yang hierarkial. Perintah senantiasa datang dari atas ke bawah. Namun, untuk membuat organisasi bisnis Anda bisa lebih adaptif terhadap era disrupsi, Anda harus melakukan transformasi organisasi bisnis Anda menjadi struktur yang berbentuk jejaring (network).

Dalam sebuah tim berbentuk jejaring, setiap anggota tim berkedudukan setara dengan satu orang ditunjuk sebagai pemimpin tim.

Anggota tim berhak menyampaikan ide-ide terbaiknya dan mengkritisi ide anggota tim lain tanpa perlu takut terhadap batasan-batasan hierarki yang mengekang. Setiap keputusan diambil berdasarkan kesepakatan ide dan aksi yang diambil oleh seluruh anggota tim.

Ketua tim bertugas untuk memfasilitasi keluarnya ide-ide terbaik, menghubungkan tim dengan keseluruhan sumber daya bisnis yang ada, serta memberdayakan setiap anggota tim untuk mengeluarkan potensi terbaiknya dalam setiap proyek pekerjaan.

Karakteristik tim berbentuk jejaring ini adalah kemampuannya untuk menjadi lebih fleksibel dan adaptif. Maksudnya, untuk setiap proyek berbeda, perlu dibangun tim yang anggotanya pun mungkin berbeda karena harus melibatkan disiplin ilmu tambahan sehingga memerlukan keterlibatan anggota tim lain.

Ketua tim saat ini bisa saja besok menjadi anggota tim untuk proyek yang berbeda. Artinya, setiap anggota tim berkesempatan menjadi ketua tim, dan ketua tim bisa menjadi anggota di lain kesempatan.

Perubahan #3 : Dari Kontrol Menjadi Pemberdayaan

Karakteristik hubungan kerja dalam manajemen yang sifatnya jejaring adalah kesetaraan hubungan kerja.

Dalam manajemen klasik yang sifatnya hierarkial, kontrol dari atasan kepada bawahan adalah hal yang lumrah. Atasan memberikan penugasan dan pengawasan terhadap bawahannya.

Dalam proses transformasi organisasi manajemen yang modern, sifat kontrol ini harus diubah menjadi pemberdayaan. Artinya, kepala tim harus mampu mengeluarkan potensi terbaik setiap anggota tim untuk penyelesaian proyek pekerjaan tertentu sesuai dengan keahlian dan peran serta tanggung jawab setiap anggota tim.

Perubahan #4 : Dari Perencanaan Menjadi Eksperimental

Jika selama ini manajemen memiliki fungsi untuk melakukan perencanaan yang detil dan kemudian mengeksekusi perencanaan ini dengan cara penugasan kepada para karyawan, maka dalam model manajemen modern, perencanaan ini tidak lagi benar-benar diperlukan secara mendalam tapi diubah menjadi pendekatan eksperimental.

Mengapa demikian?

Perubahan yang sangat cepat dalam dunia kompetisi bisnis global telah membuat banyak perencanaan matang menjadi tidak berarti. Ketika Anda sedang menyusun perencanaan, bisa saja kompetitor Anda telah meluncurkan produk yang Anda rencanakan ini. Tentu akan sia-sia waktu Anda terbuang.

Oleh sebab itu, pendekatan paling pas di era serba cepat ini adalah strategi bisnis dengan pendekatan eksperimental. Artinya, perbanyaklah eksperimen dalam menghasilkan produk dan layanan bagi konsumen. Pilih yang paling bisa diterima konsumen, sembari terus berinovasi dengan produk dan layanan baru.

Selera konsumen pun dengan cepat berubah. Oleh karena itu, dengan terus berinovasi dan bereksperimen, Anda akan terus mampu memberikan yang terbaik kepada konsumen Anda.

Perubahan #5 : Dari Tertutup Menjadi Transparan

Sifat dari bisnis jaman old adalah tertutupnya atasan kepada bawahannya. Karyawan di tingkat bawah seringkali tidak paham maksud dan tujuan penugasan yang diberikan kepadanya.

Namun, dengan pola dan struktur manajemen yang lebih terbuka dan fleksibel di era modern ini, transparansi adalah keharusan.

Transformasi organisasi bisnis dan manajemen harus dilakukan dari yang semula serba tertutup menjadi serba transparan. Dengan cara demikian, tim bisnis Anda akan selalu dapat memahami ke arah mana bisnis Anda akan bergerak sehingga mereka dapat secara mandiri dan bersama-sama menyelaraskan arah gerak mereka agar selaras dengan arah gerak perusahaan.

Demikian, uraian singkat mengenai mengapa bisnis Anda harus mulai menerapkan pola dan struktur manajemen yang lebih terbuka dan fleksibel. Dan, dengan 5 tahap perubahan bisnis dengan manajemen klasik ke manajemen modern yang juga diuraikan, Anda seharusnya sudah mulai bisa menerapkan perubahan ini kepada bisnis Anda.

Semoga bermanfaat!

download ebook videobook gratis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *