5 Dimensi Penting Dalam Mengukur Tingkat Keterlibatan Karyawan Di Bisnis Anda

5 dimensi penting keterlibatan karyawan

5 Dimensi Penting Dalam Mengukur Keterlibatan Karyawan Di Bisnis Anda

Sudah menjadi rahasia umum bahwa perilaku karyawan di perusahaan memiliki efek signifikan terhadap bagaimana mereka bekerja dan bagaimana mereka memperlakukan para konsumen. Akan tetapi, riset terbaru menyatakan bahwa para karyawan yang memiliki employee engagement atau keterlibatan karyawan yang kuat dengan perusahaan memiliki kaitan erat terhadap pertumbuhan profit perusahaan.

Bertahun-tahun, pihak media dan para akademisi selalu melihat berbagai strategi berbasis konsumen, yang bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen, loyalitas konsumen, dan profit perusahaan.

Namun, kini, fokus tersebut berubah.

Meskipun kemampuan untuk memberikan produk atau layanan terbaik kepada konsumen masih dianggap kunci kesuksesan, akan tetapi, terdapat pertumbuhan yang cukup besar tentang bagaimana pemahaman mengenai dampak aktivitas para karyawan bisa memberikan efek terhadap kesuksesan sebuah bisnis.

Oleh sebab itu, beberapa perusahaan lebih memilih berinvestasi pada tenaga kerja yang sudah memiliki skill (keterampilan) dan yang lebih berorientasi pada pelayanan.

Seiring dengan semakin ketatnya kompetisi bisnis, kemajuan teknologi, dan globalisasi, banyak perusahaan, terutama yang bergerak di bidang penjualan menjadi semakin sadar bahwa pengeluaran untuk ongkos tenaga kerja bukan semata-mata hanya sebagai beban biaya semata.

Karyawan menjadi wajah sebuah bisnis dan sumber inovasi dan sumber pengetahuan perusahaan. Mereka berinteraksi langsung dengan para konsumen di semua sendi dan merekalah yang menciptakan bagaimana brand perusahaan tampak di mata para konsumennya.

Karyawanlah yang menjadi sosok terdepan dalam layanan yang diadakan oleh perusahaan dan merekalah yang menghidupi budaya dan nilai-nilai perusahaan setiap harinya.

Di permukaan, banyak perusahaan seolah menawarkan produk atau layanan serupa, akan tetapi yang membedakan adalah jika perusahaan mampu menawarkan produk atau layanan yang luar biasa.

Dan, berkompetisi dengan mengandalkan layanan yang luar biasa ini hanya mungkin jika perusahaan mampu memperlakukan karyawannya sebagai sumber daya yang berharga.

Hal inilah yang selama ini menjadi fokus perusahaan-perusahaan ternama seperti Starbucks, Marriot International, Southwest Airlines, dan Whole Food Market. Perusahaan-perusahaan ini telah berinisiatif untuk melakukan secara seimbang berfokus pada kebahagiaan konsumen dan para karyawannya sekaligus.

Herb Kelleher, pendiri Southwest Airlines, meringkasnya demikian,

“Dahulukan karyawan Anda. Dan jika Anda memperlakukan mereka dengan baik, mereka akan memperlakukan Anda dengan baik pula. Kemudian pelanggan akan kembali membeli kepada Anda. Dan para shareholder Anda akan menyukai hal tersebut. Jadi, ini adalah kesatuan tak terpisahkan.”

Demikian juga Howard Schultz, CEO dari Starbucks, berpendapat :

“Karyawan adalah wakil brand perusahaan yang sesungguhnya. Penjual yang penuh romantika dan penuh pertunjukan serta perantara utama untuk menyenangkan para konsumen”.

Mendefinisikan Keterlibatan Karyawan (Employee Engagement)

Selama dua dekade terakhir, para akademisi dan manajemen perusahaan banyak membahas topik mengenai keterlibatan karyawan ini.

Pada awalnya, keterlibatan karyawan terhadap perusahaan ini didefinisikan sebagai keterlibatan individu karyawan terhadap organisasi bisnis di mana ia bekerja, yang menjadi indikator fokus si karyawan dalam menjalankan tugas pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Selama ini, beberapa definisi telah muncul mengenai topik tentang keterlibatan karyawan ini.

Beberapa peneliti berfokus pada kejenuhan para pekerja sebagai indikatornya. Para karyawan yang tidak mengalami kelelahan mental dan kejenuhan menjadi indikasi bahwa karyawan tersebut memiliki keterlibatan yang baik dengan perusahaan.

Sementara itu, para peneliti lain melihat lebih jauh lagi daripada sekadar kelelahan mental dan kejenuhan. Mereka melihatnya dari sudut pandang kebutuhan dasar para karyawan, yakni bahwa adanya ikatan yang baik adalah ketika para karyawan merasa positif dan merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki makna yang baik, tempat kerja yang aman, dan ketersediaan sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan.

Keterlibatan karyawan dengan perusahan ini juga bisa ditinjau dari sisi emosional pekerjaan dengan berfokus pada kognisi, komponen emosional dan perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam pekerjaannya.

Penelitian Mengenai Keterlibatan Karyawan

Hubungan keterlibatan karyawan dan perusahaan sangatlah penting, akan tetapi sampai saat ini belum ada definisi yang disepakati bersama terkait komponen-komponen dari keterlibatan karyawan ini.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh para ahli, secara umum, hasil yang ditemukan adalah bawah perusahaan-perusahaan dengan tingkat keterlibatan karyawan yang tinggi menunjukkan tingkat profit yang lebih tinggi.

Di banyak perusahaan, permasalahan yang dihadapi adalah tingkat keluar-masuk karyawan yang terlalu tinggi. Banyak perusahaan yang memiliki rata-rata karyawan bekerja hanya selama 2 tahun atau kurang. Hal ini menjadi masalah ketika perusahaan sudah menginvestasikan biaya yang besar untuk melakukan pelatihan bagi para karyawan ini.

Rekomendasi artikel :   5 Langkah Penting Dalam Melakukan Transformasi Organisasi Bisnis Dalam Menghadapi Era Disrupsi

Sedangkan, di perusahaan-perusahaan lain yang memiliki karyawan yang lebih loyal, tidak sering keluar-masuk, yang menjadi masalah adalah terkait dengan para karyawan senior yang cenderung tidak produktif.

Kedua masalah ini rupanya sangat terkait erat dengan ketiadaan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan di mana mereka bekerja. Hal inilah yang sering dikeluhkan para manajer.

5 Dimensi Penting Dalam Tingkat Keterlibatan Karyawan di Perusahaan

Dari semua permasalahan terkait hubungan karyawan dan perusahan, terdapat 5 dimensi yang menjadi penyusun tingkat keterlibatan antara karyawan dan perusahaan.

Kelima dimensi ini adalah : kepuasaan karyawan (employee satisfaction), identifikasi karyawan (employee identification), komitmen karyawan (employee commitment), kesetiaan karyawan (employee loyalti), dan performa karyawan (employee performance).

Dimensi #1 : Kepuasan Karyawan

Kepuasan karyawan adalah reaksi positif para karyawan terhadap suasana kerja secara keseluruhan, baik itu mengenai pengawas (supervisor) mereka, gaji, maupun rekan kerja.

Jika para karyawan merasa terpuaskan, mereka cenderung lebih berkomitmen terhadap pekerjaan dan lebih jarang tidak hadir. Hal ini, secara positif akan mempengaruhi kualitas produksi ataupun layanan yang mereka hadirkan.

Karyawan yang puas pun akan memiliki hubungan yang baik dengan nilai-nilai dan tujuan perusahaan. Mereka sering menyatakan diri mereka menjadi bagian dari organisasi perusahaan.

Dimensi #2 : Identifikasi Karyawan

Identitas karyawan mengacu kepada kondisi emosional ketika seorang karyawan diakui sebagai bagian dari suatu organisasi perusahaan.

Karyawan-karyawan yang mengidentifikasi diri sebagai bagian dari perusahaan akan merasakan bahwa kesuksesan atau kegagalan perusahaan terkait dengan diri mereka.

Jika ada konsumen mengatakan hal-hal baik mengenai brand perusahaan, maka karyawan yang memiliki identitas diri yang dekat dengan perusahaan, akan merasa bahwa perkataan tersebut adalah pujian kepada diri mereka.

Tingkat identifikasi diri yang demikian dapat diraih dengan keberadaan brand perusahaan yang unik, adanya kompetisi, kepemimpinan yang kharismatik, bimbingan pribadi, dan budaya perusahaan yang kuat terkait dengan simbol-simbol perusahaan.

Dimensi #3 : Komitmen Karyawan

Tingkat komitmen tinggi muncul dari karyawan-karyawan yang mengidentifikasi dirinya dengan perusahaan ketimbang mereka yang tidak.

Komitmen adalah unsur penting dalam keterikatan karyawan terhadap perusahaan. Komitmen menggambarkan bagaimana karyawan mau bekerja melebihi deskripsi kerja yang diberikan perusahaan.

Karyawan yang berkomitmen seringkali memiliki performa kinerja 20% lebih baik ketimbang yang tidak memiliki komitmen. Dan, mereka cenderung lebih tidak mudah keluar (berhenti) dari pekerjaan di perusahaan tersebut.

Karyawan yang berkomitmen akan senantiasa menjaga rahasia perusahaan dan bekerja sebaik-baiknya.

Dimensi #4 : Kesetiaan Karyawan

Kesetiaan karyawan terhadap suatu perusahaan menciptakan perilaku positif dalam organisasi, yang dapat memotivasi karyawan-karyawan lain untuk berlaku lebih baik dibandingkan yang diharapkan. Hal ini dapat berimbas pada adanya efek positif diantara para pekerja dan berujung pada kepuasan konsumen.

Dimensi #5 : Performa Karyawan

Performa karyawan dapat dilihat dari kualitas produk dan layanan yang dihasilkan sebuah perusahaan, dan interaksi dengan konsumen, serta feedback (timbal-balik) dari konsumen kepada perusahaan.

Cara Meningkatkan Tingkat Keterlibatan Karyawan di Perusahaan

Sebuah perusahaan dapat memperkuat tingkat keterlibatan perusahaan dengan karyawannya dengan cara menempatkan karyawan sebagai prioritas dalam operasional sehari-hari.

Perusahaan semacam ini biasanya memiliki program pelatihan karyawan yang reguler untuk meningkatkan keahlian dan wawasan karyawannya, sehingga karyawan dapat mencapai potensi maksimalnya.

Jika karyawan merasa mendapatkan tingkat perhatian yang tinggi dan pelatihan yang baik, maka mereka biasanya akan merasa berkewajiban untuk meresponnya dengan terlibat lebih baik lewat kualitas pekerjaan dan lewat interaksi mereka dengan konsumen.

Nah, pertanyaan selanjutnya, setelah perusahaan mengupayakan berbagai program pelatihan dan memprioritaskan karyawan, bagaimana perusahaan bisa mengukur tingkat keterlibatan karyawan ini?

Silakan simak di artikel selanjutnya.

download ebook videobook gratis

One comment on “5 Dimensi Penting Dalam Mengukur Tingkat Keterlibatan Karyawan Di Bisnis Anda
  1. Pingback: Langkah Praktis Mengukur dan Meningkatkan Keterlibatan Karyawan Dalam Perusahaan - Celoteh Bisnis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *