Ya, bagi saya pribadi, memiliki sebuah bisnis itu, ibarat memiliki seorang anak yang manjanya luar biasa. Seperti seorang anak, bisnis yang saya miliki mau tidak mau butuh perhatian, pengawasan, bahkan seringkali menuntut kehadiran yang terus-menerus.
Lalu, letak manjanya di mana? Kalau anak kecil manja, biasanya dia akan merengek-rengek terus sampai kemauannya dipenuhi orang tuanya. Lha, kalau bisnis?
Nah, mirip dengan perilaku anak kecil manja itu, bisnis juga seringkali “merengek” minta diperhatikan jika Anda mulai kendor dalam melakukan pengawasan. “Rengekan” yang muncul dari bisnis Anda, tentu bukan tangisan meraung-raung seperti tangisan anak kecil, tapi lebih kepada “tanda-tanda” bisnis yang Anda miliki mulai bermasalah.
Lalu, “rengekan” bisnis itu seperti apa sih? Yuk, mari kita bahas beberapa contohnya, sembari menikmati segelas kopi hari ini.
Dari sekian banyak “rengekan” tanda bisnis yang kita miliki mulai bermasalah, saya akan bahas beberapa contoh besar saja.
Pertama, rengekan dari pembukuan bisnis yang mulai defisit. Ini salah satu rengekan yang paling bisa memaksa kita untuk melek, begadangan, dan melototin segala aspek keuangan dari bisnis kita. Terkadang, defisit keuangan, bukan melulu karena bisnis kita sepi order, tapi bisa jadi karena adanya kebocoran keuangan yang tak terawasi. Hati-hati ya!
Untuk membuat berhenti “rengekan” terkait defisitnya uang kas di pembukuan bisnis, Anda sudah harus mulai menerapkan kedisiplinan tingkat tinggi agar tidak ada kebocoran terkait pembelanjaan, stok gudang, dan lain-lain. Sebagai bahan pembelajaran, Anda bisa mempelajari disiplin cara pengelolaan keuangan ini di artikel berikut ini : 7 Disiplin Pengelolaan Keuangan Bagi Bisnis / Pengusaha Pemula.
Kedua, rengekan yang muncul dari pelanggan-pelanggan bisnis kita. Bisa jadi karena kualitas produk atau jasa yang kita jual tidak sesuai lagi dengan harapan mereka. Ataupun, bisa juga karena kualitas aftersales (purna jual) yang kita janjikan, tidak sesuai dengan yang pelanggan dapatkan. Solusinya ya, perketat kontrol kualitas.
Ketiga, rengekan yang terjadi di dalam internal karyawan bisnis kita. Mungkin selain saya, Anda juga pernah mengalami ketika satu per satu pegawai Anda meninggalkan Anda. Mereka berhenti bekerja dengan berbagai alasan yang menurut Anda mungkin kurang masuk akal. Dalam kasus yang saya hadapi, hal seperti ini biasanya terjadi kalau mereka mulai merasa kurang diperhatikan dari sisi gaji, jam kerja yang terlalu lama, suasana kerja yang kurang nyaman, dan banyak hal lain.
Solusinya tentu ya kita sebagai owner, harus mau meluangkan waktu untuk memperhatikan kesejahteraan karyawan yang kita miliki. Tips bagaimana mengatasi kasus seringnya karyawan yang keluar dari pekerjaan bisa Anda pelajari di artikel berikut ini : Trik Jitu Mengatasi Masalah Karyawan Yang Keluar-Masuk Terlalu Sering.
Nah, itu 3 contoh rengekan besar dari bisnis yang saya miliki. Jika Anda punya contoh lain, silakan berbagi ya.
Salam sukses bagi Anda! ^^
Baca Artikel Terkait